SuaraPensEL
hit the buttOn :
Posts Terkini
Showing posts with label IndahNYA!. Show all posts
Showing posts with label IndahNYA!. Show all posts

41 Darjat Wanita Solehah

Gambar Hiasan

1. Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda: “Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.
2. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.
3. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang lelaki yang soleh.
4. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
5. Seorang wanita jahat adalah lebih buruk dari daripada 1.000 lelaki jahat.
6. Wanita yang menguli tepung dan gandum dengan Bismillah, Allah akan berkahkan rezekinya.
7. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti menyapu lantai di Baitullah.
8. Wanita yang memerah susu binatang dengan Bismillah akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkahan.
9. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut akan Allah dan orang yang takut akan Allah diharamkan api neraka atas tubuhnya.
10. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa menyukai anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail.
11. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah Surga.
12. Daripada Aisyah “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang daripada api Neraka.
13. Surga itu dibawah telapak kaki ibu.
14. Apabila memanggil engkau dua orang Ibu Bapakmu, maka jawablah panggilan Ibumu dahulu.
15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya, akan tertutup pintu Neraka dan terbuka pintu-pintu Surga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki tanpa dihisab.
16. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga shalat dan puasa).
17. Perempuan apabila Shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu Surga mana saja yang dia kehendaki.
18. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.
19. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun Shalat.
20. Aisyah ra berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah “Ibunya”.
21. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam Surga terlebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun).
22. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat istrinya dengan kasih sayang, akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
23. Jika wanita memijit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas, jika wanita memijit suami bila disuruh akan mendapatkan pahala 7 tola perak.
24. Wanita yang meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan memasuki Surga.
25. Jika suami mengajarkan istrinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadah.
26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk Surga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70.000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam Surga dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
27. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka berIstighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.
28. 2 rakaat shalat wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat shalat wanita yang tidak hamil.
29. Wanita yang hamil akan mendapat pahala berpuasa pada siang hari.
30. Wanita yang hamil akan mendapat pahala berpuasa pada malam hari.
31. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT.
32. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun shalat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mangurniakan satu pahala haji.
33. Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dianggap sebagai mati syahid.
35. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup waktu (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan kabarkan berita bahwa Surga wajib baginya.
37. Jika wanita memberi susu badannya (ASI) kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun shalat dan puasa.
38. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (ASI) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
39. Apabila semalaman (Ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
40. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadah.
41. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW) di dalam Surga.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Saat Sangkakala Ditiup

Gambar Hiasan

Suatu ketika, Muaz b Jabal ra mengadap Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, tolong huraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: Pada sangkakala ditiup maka kamu sekalian datang berbaris-baris” Surah an-Naba’:18.

Mendengar pertanyaan itu, Baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: “Wahai Muaz, engkau telah bertanyakan kepada aku, perkara yang amat besar, bahawa umatku akan diiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri….” Maka dinyatakan apakah 12 barisan tersebut :-

BARISAN PERTAMA
Di iring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati jirannya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEDUA
Diiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan solat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KETIGA
Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking.”Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEEMPAT
Diiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka. “Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat mereka adalah neraka…”

BARISAN KELIMA
Diiring dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. “Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEENAM
Diiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KETUJUH
Diiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah.”Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KELAPAN
Diiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. “Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KESEMBILAN
Diiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. “Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…

BARISAN KESEPULUH
Diiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. “Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KESEBELAS
Diiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran.”Mereka adalah orang yang minum arak,maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..”

BARISAN KEDUA BELAS
Mereka diiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: “Mereka adalah orang yang beramal salih dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan derhaka, mereka memelihara solat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga,mendapat keampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih…”

Semoga kita semua di saf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin

Wallahualam. Wassalam.

Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Ahli Neraka Lebih Ramai Wanita


Gambar  Hiasan

Dari Imran bin Husain dia berkata, 

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud : “Sesungguhnya penduduk Syurga yang paling sedikit adalah wanita.” (Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad)


Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud : “Aku melihat ke dalam Syurga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara’ (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penghuninya adalah wanita.” (Hadis Riwayat Al- Bukhari dan Muslim)


Sabda Rasulullah s.a.w : “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR Nasa’i)


Sabda Rasulullah s.a.w : “Wanita yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’ie) maka haram baginya mencium wangi Syurga.” (Hadis Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi )


Dalam hadis yang lain, Rasulullah s.a.w menjelaskan tentang wanita penghuni Neraka, baginda bersabda :
“ … dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka kerana sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti bunggul unta. Mereka tidak masuk Syurga dan tidak mendapatkan wanginya Syurga padahal wanginya boleh didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (Hadis Riwayat Muslim dan Ahmad)

Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Peperangan Besar Dalam Sejarah Islam ㋡

Kita seringkali banyak disajikan dengan sejarah perang moden yang banyak melibatkan pihak-pihak barat. Apabila terlalu banyak disogok dengan cerita perang barat maka kita seringkali terlupa bahawa kekuatan tentera Islam adalah lebih gah walaupun jumlah mereka adalah sangat kecil. Sedikit nukilan ringkas perang dalam sejarah Islam.

1. Perang Badar

Pertempuran Badar adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Mac 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1,000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian berundur dalam kekacauan.

Bagi kaum Muslimin terawal, pertempuran ini sangatlah bererti kerana merupakan bukti pertama bahawa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah ketika itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Semenanjung Arab di zaman jahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahawa suatu kekuatan baru telah bangkit di Semenanjung Arabi, serta memperkukuhkan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin terhadap berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering ditindas. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangunkan persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, penyebaran agama Islam pun dipertingkatkan.

2. Perang Uhud

Perang Uhud adalah pertempuran yang meletus antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Mac 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun setelah Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3,000 orang. Tentara Islam dipimpin sendiri oleh Rasulullah SAW sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Perang Uhud kerana terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 batu dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 batu.

Semasa keadaan sedang genting itu, Abdullah bin Ubay, seorang munafiq, telah melakukan khianat dengan memujuk kaum muslimin untuk kembali ke Madinah. Sepertiga pasukan, atau sekitar tiga ratus orang akhirnya berundur. Abdullah bin Ubay mengatakan, “Kami tidak tahu, mengapa kami membunuh diri kami sendiri?” Setelah berundurnya tiga ratus orang tersebut, Rasulullah SAW melakukan menyusun semula kekuatan dengan sisa pasukan yang jumlahnya sekitar tujuh ratus pejuang untuk meneruskan perang. Allah SWT memberi mereka kemenangan, meskipun pada awalnya dalam kucar kacir.

3. Perang Mu’tah

Perang Mu’tah terjadi pada 629 M atau 5 Jumadil Awal 8 Hijriah, dekat kampung yang bernama Mu’tah, di sebelah timur Sungai Jordan dan Al Karak, antara pasukan Khulafaur Rasyidin yang dihantar oleh Nabi Muhammad SAW dan tentara Kerajaan Romawi Timur (Bashra).

Perang Mu’tah merupakan pendahuluan dan jalan pembuka untuk menaklukkan negeri-negeri Nasrani. Punca perang Mu’tah adalah pembunuhan utusan Rasulullah SAW bernama al-Harits bin Umair yang diperintahkan menyampaikan surat kepada pemimpin Bashra. Al-Harits ditahan oleh Syurahbil bin Amr, seorang gabenor wilayah Balqa di Syam, ditangkap dan dipenggal lehernya. Untuk menghadapi perang ini, Rasulullah SAW mempersiapkan pasukan berkekuatan tiga ribu orang pejuang. Inilah pasukan Islam terbesar pada waktu itu.

Mereka bergerak ke arah utara dan beristirahat di Mu’an. Ketika itulah mereka memperoleh maklumat bahawa Heraklius telah berada di salah satu bahagian wilayah Balqa dengan kekuatan sekitar seratus ribu tentera Romawi. Mereka bahkan mendapat bantuan dari pasukan Lakhm, Judzam, Balqin dan Bahra kurang lebih seratus ribu orang tentera. Jadi jumlah kekuatan mereka adalah dua ratus ribu orang tentera.

4. Perang Ahzab

Dua puluh pemimpin Yahudi bani Nadhir datang ke Makkah untuk melakukan provokasi agar kaum kafir bersatu untuk menumpas kaum muslimin. Pemimpin Yahudi bani Nadhir juga mendatangi Bani Ghathafan dan mengajak mereka untuk melakukan apa yang mereka serukan pada orang Quraisy. Selanjutnya mereka mendatangi kabilah-kabilah Arab di sekitar Makkah untuk melakukan hal yang sama. Semua kelompok itu akhirnya sepakat untuk bergabung dan menghapuskan kaum muslimin di Madinah sampai ke akar umbi. 

Jumlah keseluruhan pasukan Ahzab (sekutu) adalah sekitar sepuluh ribu orang tentera. Jumlah itu disebutkan dalam kitab sirah adalah lebih banyak berbanding jumlah orang-orang yang tinggal di Madinah secara keseluruhan, termasuk wanita, anak-anak, pemuda dan orang tua. Menghadapi kekuatan yang sangat besar ini, atas idea Salman al-Farisi, kaum muslimin menggunakan strategi penggalian parit untuk menghalangi sampainya pasukan musuh ke wilayah Madinah.


5. Perang Tabuk

Perang Tabuk atau juga Ekspedisi Tabuk, adalah ekspedisi yang dilakukan umat Islam pimpinan Nabi Muhammad SAW pada 630 M atau 9 H, ke Tabuk, yang sekarang terletak di wilayah Arab Saudi di bahagian barat laut. Rom memiliki kekuatan tentera paling besar pada ketika itu. Perang Tabuk merupakan lanjutan dari perang Mu’tah. Kaum muslimin mendengar persiapan besar-besaran yang dilakukan oleh pasukan Rom dan raja Ghassan. Maklumat tentang jumlah pasukan yang dihimpun adalah sekitar empat puluh ribu orang. Keadaan semakin kritikal, kerana musim kemarau. Kaum muslimin tengah berada di tengah kesulitan dan kekurangan bekalan.

Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk melakukan strategi pertahanan, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan lahi dengan berlakunya kebuluran di tanah Arab dan kurangnya bilangan umat Muslimin. Namun, Nabi Muhammad SAW berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30,000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.


Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemui pasukan tentera Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka melarikan diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Nabi Muhammad SAW. Pasukan Muslimin berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak mula lagi tidak mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Nabi Muhammad SAW dan umat Islam.

Ketika hendak pulang dari Tabuk, rombongan Nabi Muhammad SAW telah didatangi oleh para pendeta Kristian di Lembah Sinai. Nabi Muhammad SAW berbincang dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini mengandungi perdamaian antara umat Islam dan penganut Kristian di daerah tersebut. 

Nabi Muhammad SAW akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari berada di Tabuk. Umat Islam mahu pun Kekaisaran Bizantium tidak mengalami sebarang korban dari peristiwa ini, kerana tidak terjadinya sebarang pertempuran dalam perang tersebut.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Sayang IBU









Gambar yang memaparkan seorang lelaki tua membawa ibunya untuk mendapatkan rawatan di hospital telah menyentuh hati jutaan pengguna internet.
Gambar tersebut telah dirakam oleh seorang pelajar institusi pengajian tinggi yang menyaksikan anak dan ibu itu di Pusat Perubatan Chi Mei di Taiwan. Setelah dimuatnaikkan ke internet, gambar itu menjadi popular dan hangat dibicarakan.
Dalam tempoh tiga hari, topik yang paling hangat dibincangkan dalam talian ialah "Siapakah Lelaki Itu?". Beribu-ribu pengguna internet berusaha mencari identiti lelaki itu.
Pencarian itu berakhir apabila identiti lelaki berusia 62 tahun itu didedahkan. Lelaki yang dikenali Ding Zhu Ji itu merupakan bekas pegawai Biro Penyiasatan Kementerian Kehakiman yang berpangkalan di Tainan.
Bekas rakan sekerja beliau memberitahu Apple Daily bahawa Ding memohon untuk bersara awal kerana mahu menjaga ibunya pada tahun 2007, setahun selepas bapanya meninggal dunia. (Had umur persaraan wajib di Taiwan ialah 65.)
Ibu Ding berusia 85 tahun mengalami kecederaan di kakinya bulan lepas dan ketika gambar di atas dirakam, ibu Ding sedang menunggu giliran untuk rawatan susulan.
"Kami tidak terkejut. Beliau anak yang penyayang dan taat kepada ibu bapa," kata seorang bekas rakan sekerja Ding.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Cara Mandi Wajib Yang Sempurna

Mandi wajib merupakan perkataan yang mudah disebut, tetapi jangan terkejut jika dikatakan banyak umat Islam di tanah air kita yang tidak sah mandi wajibnya kerana tidak melakukannya dengan betul. Untuk melakukan mandi wajib yang betul,seseorang itu tidak boleh melakukannya dengan hanya mandi secara berdiri atau duduk mencangkung sahaja. Sebaliknya,ia mesti dilakukan dalam kedua2 keadaan bagi membolehkan seseorang itu meratakan air ke seluruh anggota badannya yang zahir.

Penolong Pengarah Bahagian Dakwah,Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM),Ustaz Haji Mat Jais Kamos, menegaskan, bagaimanapun, berdasarkan pengalamannya sebagai bekas kadi di Pejabat Agama Islam Gombak Timur dan penceramah,didapati banyak umat Islam yang tidak mengetahui perkara ini.

“Akibatnya,mandi majibnya menjadi tidak sah kerana tidak memenuhi salah satu rukun mandi wajib iaitu meratakan air keseluruh anggota badan yang zahir. Apabila mandi wajib tidak sah, ibadat yang dilakukan oleh seseorang itu juga turut tidak sah. Itulah akibatnya jika tidak melakukan mandi wajib dengan betul.” tegas beliau ketika ditemui di rumahnya di Taman Sri Keramat Kuala Lumpur.

Mandi wajib yang juga disebut sebagai mandi junub atau janabah tidak boleh dipandang ringan oleh umat islam.Setiap orang yang melakukannya mestilah mengetahui dan memenuhi rukun2nya. Jika tidak mandi wajib seseorang itu tidak akan sah.

Rukun mandi wajib ada 3 perkara: 

Pertama : Niat.

Kedua : Menghilangkan najis pada badan.

Ketiga : Meratakan air keseluruh anggota badan yang zahir.

Niat mandi wajib: “Sahaja aku mengangkat hadas besar kerana Allah Taala.” Atau ” Sahaja aku mandi wajib kerana Allah Taala.

Niat itu didalam hati dan ia hendaklah disertakan ketika air sampai ke mana2 bahagian anggota badan. Bagi perempuan yang habis haid,niat mandi wajib ialah: "Sahaja aku mengangkat hadas haid kerana Allah Taala.” Manakala bagi perempuan yang habis nifas,niat mandi wajibnya ialah: "Sahaja aku mengangkat hadas nifas kerana Allah Taala”.

Mengenai rukun mandi wajib yang ke 2,iaitu menghilangkan najis yang ada pada badan,menurut Ustaz Haji Mat Jais, menurut Imam Nawawi, jika kita ada najis di badan, najis itu boleh dibasuh serentak dengan mandi wajib.Ertinya membasuh najis dengan mandi itu boleh disekalikan.

Sementara rukun mandi wajib yang ke 3, iaitu meratakan air ke seluruh anggota badan yang zahir,meliputi kulit, rambut dan bulu yang ada di badan,sama ada bulu2 yang jarang atau lebat.Jika rambut seseorang itu ditocang atau disanggul,sekiranya tidak sampai air ke dalamnya, tocang atau sanggul itu wajiblah dibuka.Bulu2 dalam lubang hidung pula,tidak wajib dibasuh kerana dianggap batin.Tetapi sekiranya,bulu2 di dalam hidung itu bernajis,ia wajiblah dibasuh.

Mengenai kuku pula, jika di dalam kuku ada kotoran yg boleh menghalang sampai air ke badan khususnya di bahagian bawah kuku,kotoran itu wajiblah dibuang.Membuang kotoran di dalam kuku itu pula boleh dilakukan ketika sedang mandi.

Tentang rambut yg diwarnakan pula selain inai, inilah yang merumitnya. Sebenarnya jika rambut seseorang itu diwarnakan dengan pewarna selain inai,mandi wajib seseorang itu tidak sah. Oleh itu,seseorang yang mewarnakan rambutnya dengan pewarna selain inai,jika dia hendak mandi wajib,dia mestilah membuang pewarna pada rambutnya terlebih dahulu.Tetapi untuk membuang pewarna itu pula bagaimana? Inilah yang rumitnya,sedangkan pewarna pada rambut itu sebenarnya tidak boleh dibuang begitu mudah.

Yang menyebabkan mandi wajib orang yang menggunakan pewarna pada rambutnya tidak sah kerana pewarna itu akan menyalut rambutnya yang menghalang air sampai ke rambut. Ini berbeza dengan inai. Inai sebenarnya akan meresap ke rambut, tetapi pewarna pula akan menyalut rambut menyebabkan air terhalang ke rambut.

Tetapi dalam hal ini,jangan pula ada yang salah faham. Sebenarnya pewarna itu jika dikeluarkan sijil halal oleh JAKIM dan sekiranya pewarna itu tidak bernajis,bukanlah bermaksud menjadi tidak sah.Dalam hal ini,sukalah saya menyatakan bahawa sembahyang dan mandi wajib itu berbeza.Jadi,mestilah dipandang dari sudut yg berbeza. Dalam hal ini juga, sukalah saya menyatakan, huraian mengenai rukun mandi wajib seperti yang telah saya nyatakan ini adalah merupakan perbezaan sah atau tidak mandi wajib. Jadi, ia perlulah diberikan perhatian yang lebih oleh umat Islam.

Mengenai sebab2 seseorang itu wajib mandi wajib pula, Ustaz Haji Mat Jais menegaskan, sebab2nya terdiri daripada 6 sebab. 3 sebab melibatkan lelaki dan perempuan iaitu kerana bersetubuh walaupun tidak keluar air mani, keluar air mani dan mati. Manakala 3 sebab lagi hanya melibatkan kaum perempuan sahaja,iaitu keluar darah haid,nifas dan melahirkan anak(wiladah).

Mandi wajib boleh dilakukan dimana2 dengan menggunakan air mutlak sama ada air telaga,air paip,sungai laut dan tasik.Bagi pasangan suami isteri yang bersetubuh pula,mereka tidak semestinya mandi selepas bersetubuh,tetapi diwajibkan mandi ketika ingin beribadat.

Selepas bersetubuh pula, jika ia dilakukan pada waktu malam, jika tidak mahu mandi wajib lagi, seelok2nya ambillah wuduk sebelum tidur itu adalah sunat, manakala tidak berwuduk sebelum tidur adalah makruh.

PENERANGAN YANG LEBIH JELAS TENTANG NIAT MANDI WAJIB.
TERIMA KASIH KEPADA SAUDARA lautbiru ATAS HURAIAN ANDA.
BERIKUT ADALAH PENERANGAN BELIAU:

SECARA BASICNYA...APA YG PERLU...SELEPAS BERNIAT..AIR MESTILAH DIRATAKAN...WALAUPUN SEKALI..

Jadi....Contohnya....SEORG MANDI DULU TANPA NIAT (MANDI SUNGAILAH KATAKAN)....setengah jam! ...Dah puas mandi...Lepas tu..dah nak balik...Dia lalu berniat. mengangkat hadath besar...kemudian dia terjun sekali dalam sungai...Dan dengan sekali terjun tu dia berjaya ratakan air keseluruh anggota dia termasuk di celah celah dsbnya....walau sekali dive tu...DAH SAH PUN MANDI WAJIB DIA!

ATAU...

Dia dah basuh 1 anggota dulu sebelum berniat......

lepas tu dia berniat ...dan mandi...DAN DIA BASUH JUGA /BASUH PULAK ANGGOTA YG DIA BASUH SEBELUM NIAT TADI....SAHLAH JUGAK MANDI DIA!

YG JADI TAK SAH PULAK...

Selepas dia basuh 1 anggota sebelum berniat tadi....dan selepas berniat ...Anggota yg dia dah basuh sebelum niat tu...tak di basuh dah..

Maksudnya...hanya ada 1 basuhan sja yg berlaku...iaitu basuhan yg sebelum niat tu tadi....YG NI...BARULAH BETUL TAK SAH..

SEBENARNYA VERY SIMPLE.... 

p/s :...Tak ada syarat "Tertib" pun dalam mandi wajib...atau "berturut"...so...andaikan lepas mandi..kita lihat ada plastik tertempel di belakang lengan kita misalnya yg menyebabkan tak sampai air di situ...

TAK PERLU PUN MANDI SEMULA!

Cukup sekadar kita cabut plastik tu...dan basuh je tempat tu..TAK PERLU ULANG MANDI! ....selesai!...
(Sekalipun kita dah siap pakai baju & makan roti canai sekeping baru kita lakukan...SAH!....) 

O.K...saya rasa/harap keterangan dlm p/s ini akan men clear kan segala kemusykilan...

Wallahu a'lam 

KEMUSYKILAN-KEMUSYKILAN:

Persoalan Pertama:

ade yg mengatakan perlu mengambil wuduk dahulu

Jawapan:

Mengambil wudhu' sebelum mandi wajib adalah sunat dan menjadi amalan Rasulullah SAW. Di antara hikmahnya ialah menyegarkan badan dan mengembalikan tenaga.

Penambahan dan penerangan lanjut oleh saudara lautbiru:

MENGAMBIL WUDUQ SEBELUM MANDI WAJIB

Mengambil Wuduq sebelum daripada kita mandi wajib ini merupakan SALAH SATU DARIPADA PERKARA PERKARA YG DISUNATKAN SEBELUM MANDI..

Maksudnya....kalau kita sekadar nak mengangkat Hadath besar tu...kita perlu sempurnakan yg wajib sja...iaitu RUKUN RUKUN NYA...

Tapi...MANDI WAJIB ini ADALAH JUGA IBADAH!
Jadi...biarlah beribadah dgn sesempurna sesempurnanya...maka...perlu juga kita perhatikan perkara prkara sunatnya..yg salah satunya adalah WUDUQ SEBELUM MANDI...

O.K...secara ringkas...saya beri antara perkara perkara sunatnya iaitu..:

ANTARA SUNAT SUNAT DALAM MANDI..

1. Menghadap kiblat

2.Sunat berkumur, masuk air ke lubang hidung, hilangkan najis , yg tak najis pun (air mani yg melekat...tak najis..tapi sunat hilangkan dulu) dsbnyalah..

3. BARU KITA AMBIL WUDUQ DULU DGN SEMPURNA...

Kalau kita selepas tu tak melakukan perkara yg membatalkan wuduq...selesai mandi tu...tak perlu lagi kita ambil wuduq dah utk melakukan perkara yg memerlukan wuduq...misalnya kita terus nak sembahyang...boleh terus je..

Ada byk lagi sunat sunat mandi ni...tapi saya cuma nak sebut yg..dikatakan..MUALAT (BERTURUT TURUT)...
Yg ni yg saya kata...kalau kita nak basuh kemudian tangan kita je....sebelum tu kita dah mandi dah ...tapi...tak basuh tangan..(contoh jee..)... ..maksudnya..Tak Mualat lah...so...tak dapat lah sunat Mualat tadi..

Yg sunatnya..kita basuh berturut turut semua anggota sampai selesai...

O.K Tuan ya...Harap menjawab soalan.. 

p/s
 : "perlu mengambil wuduk dahulu..."
 : PERLU dlm soalan Tuan Chor ini bermaksud "SUNAT"..

Wallahu a'lam... 

Persoalan Kedua:

sekiranye semasa mandi wajib itu ade menyentuh kemaluan, kene ambil wuduk selepas habis mandi wajib sekiranye kite nk sembahyang...

Jawapan:

Rujukan daripada : halaqah


CARA MANDI HADAS YANG SEMPURNA DAN MUDAH

Soalan; macam mana mandi hadas besar dgn betul, mudah dan mengikut sunnah nabi. blhkah kita menyentuh kemaluan ketika mandi atau itu boleh membatalkan mandi kita tadi? Saya was-was dal hal ini.

Jawapan;

Kaifiyat mandi hadas yang sempurna dan mudah diamalkan ialah dengan mengikut cara mandi Nabi s.a.w., antaranya yang diceritakan oleh Saidatina ‘Aisyah r.a sebagaimana berikut;

“Adalah Rasulullah s.a.w. apabila baginda mandi janabah, baginda mula dengan membasuh dua tangannya. Kemudian baginda menuangkan air ke tangan kirinya dengan menggunakan tangan kanannya, lalu (dengan tangan kiri itu) baginda membasuh kemaluannya. Kemudian baginda mengambil wudhuk sebagaimana wudhuk untuk mengerjakan solat. Kemudian baginda mengambil air, lalu memasukkan jari-jarinya ke akar rambutnya hingga apabila melihat air telah membasahi seluruh (kulit kepala dan akar-akar rambutnya), baginda mencebuk air (dan menjirus) ke kepalanya sebanyak tiga cebukan. Kemudian baginda menyiram air ke seluruh badannya. Kemudian baginda membasuh kedua kakinya” (HR Imam Muslim).

Dari hadis di atas, dapat kita simpulkan cara mandi hadas seperti berikut;

1. Setelah membaca Bismillah, mulakan dengan membasuh dua tangan. Di dalam hadis yang lain, ada dinyatakan baginda membasuh dua tangannya sebanyak dua atau tiga kali.

2. Kemudian basuh kemaluan dan najis di badan jika ada dengan menggunakan tangan kiri.

3. Setelah itu ambil wudhuk sebagaimana yang biasa dilakukan.

4. Kemudian mulakan mandian dari bahagian kepala terlebih dahulu hingga rata air di seluruh kepala termasuk di celah-celah rambut.

5. Selesai bahagian kepala, lakukan mandian di bahagian badan pula; dari leher ke bawah. Sunat menjirus bahagian kanan terlebih dahulu, kemudian baru diikuti sebelah kiri.

6. Semasa mandi, tangan hendaklah menggosok-gosok badan terutamanya bahagian-bahagian yang berlipat yang dikhuatiri tidak sampai air jika tidak digosok.

7. Akhiri mandian dengan membasuh kedua kaki dan menggosok dicelah-celah jarinya.

8. Ketika mandi itu, jangan lupa berniat di dalam hati melakukan mandi yang diwajibkan atau berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari badan.

Menyentuh kemaluan tidaklah membatalkan mandi. Ia hanya akan membatalkan wudhuk. Semasa mandi, jika menyentuh kemaluan itu dilakukan dengan niat/tujuan meratakan air ke bahagian kemaluan, tidaklah perlu mengulangi wudhuk kembali selepas mandi kerana sentuhan itu terpaksa dilakukan untuk menyempurnakan mandi wajib. Namun jika sentuhan itu berlaku setelah bahagian kemaluan itu telah diratakan air (semasa mandi itu) atau setelah selesai mandi, maka ketika itu barulah wajib mengambil wudhuk kembali selepas mandi. Adapun mandi, ia tidak terjejas semata-mata dengan menyentuh kemaluan.

Walahu a’lam.

Rujukan;

1. al-Majmu’, Imam an-Nawawi, 2/230.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Lelaki Peluk Islam Setelah Melihat Keajaiban


Lelaki Peluk Islam Setelah Melihat Keajaiban Barisan Saf Dalam Sola

Dalam satu program bertajuk ONE FAMILY dalam saluran Majd Channel, Moderatornya ialah Dr. Yahya Alyahya (head of the CALL to Islam Committee) menceritakan sebuah kisah tentang seorang lelaki Amerika bukan Muslim yang berbincang dengannya mengenai Islam ketika sedang menonton siaran langsung Solat Isha’ dalam bulan Ramadhan di Makkah. Lelaki Amerika itu sangat terkejut melihat keadaan umat Islam melalui kaca TV itu, melebihi 3 Juta orang yang berhimpit antara satu sama lain di dalam Masjidil Haram pada malam terakhir di dalam bulan suci Ramadhan itu, terlalu ramai dan sangat tidak terurus.


Sheikh tersebut bertanya kepada lelaki Amerika itu, ” Berapa lama kamu fikir mereka akan menguruskan diri masing-masing untuk berada dalam barisan dan memulakan solat?

Lelaki Amerika itu menjawab, ” Sekurang-kurangnya 2-3 jam”

Sheikh itu berkata, ” Tetapi Masjidil Haram mempunyai 4 aras?”

Lelaki itu menjawab, ” Oh, kalau begitu pasti akan mengambil masa lebih kurang 12 jam!”

Sheikh itu berkata lagi, ”Kamu bayangkan bahawa mereka datang dari seluruh pelusuk dunia dengan berlainan bahasa, mungkinkah mereka dapat berada dalam satu barisan untuk memulakan solat?”

Lelaki Amerika itu menjawab, ” Jika begitu amat mustahil bagi mereka untuk menguruskan diri agar berada dalam satu barisan untuk memulakan solat!!”

Dan apabila waktu solat sudah pun tiba, Sheikh Abdul Rahman As-Suddais berdiri tegak lalu melaungkan kalimah ” RAPATKAN SAF… “

Dan dalam beberapa saat saja, seluruh pemandangan di Masjdil Haram berubah serta merta dan 3 Juta Muslim sebentar tadi telah tersusun rapi dalam barisan hanya SEKELIP MATA.

Lelaki Amerika itu memandang kaca TV sejenak lalu beliau berkata
“ASH-HADU ALLAH ILAHA ILLA ALLAH WA ASH-HADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH” – I bear witness that there is none worthy of worship but ALLAH, and I bear witness that Mohammad is His Servant and Messenger.

Lihatlah betapa ajaibnya Islam, hanya kerana saf salat saja boleh menarik penganut agama lain untuk yakin dengan agama mulia.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

Haramkah Umat Islam Sambut Hari Kekasih


Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.





Jika kita berbicara tentang cinta, maka secara hakikat kita akan berbicara tentang kasih sayang, jika kita berbicara tentang kasih sayang, maka akan terbetik dalam benak kita akan suatu hari yang setiap tahunnya dirayakan, hari yang selalu dinanti-nantikan oleh orang-orang yang dimabuk cinta, dan hari yang merupakan moment terpenting bagi para pemuja nafsu.






Hukum Islam tentang Perayaan Valentine Days



Dalam Islam memang disyari’atkan berkasih sayang kepada sesama muslim, namun semuanya berada dalam batas-batas dan ketentuan Allah Ta’ala. Betapa banyak kita dapatkan para pemuda dan pemudi dari kalangan kaum muslimin yang masih jahil (bodoh) tentang permasalahan ini. Lebih parah lagi, ada sebagian orang yang tidak mau peduli dan hanya menuruti hawa nafsunya. Padahal perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine Days) haram dari beberapa segi berikut :





Tasyabbuh dengan Orang-orang Kafir

Hari raya –seperti, Valentine Days- merupakan ciri khas, dan manhaj (metode) orang-orang kafir yang harus dijauhi. Seorang muslim tak boleh menyerupai mereka dalam merayakan hari itu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ad-Dimasyqiyrahimahullah berkata, “Tak ada bedanya antara mengikuti mereka dalam hari raya, dan mengikuti mereka dalam seluruh manhaj (metode beragama), karena mencocoki mereka dalam seluruh hari raya berarti mencocoki mereka dalam kekufuran. Mencocoki mereka dalam sebagaian hari raya berarti mencocoki mereka dalam sebagian cabang-cabang kekufuran. Bahkan hari raya adalah ciri khas yang paling khusus di antara syari’at-syari’at (agama-agama), dan syi’ar yang paling nampak baginya. Maka mencocoki mereka dalam hari raya berarti mencocoki mereka dalam syari’at kekufuran yang paling khusus, dan syi’ar yang paling nampak. Tak ragu lagi bahwa mencocoki mereka dalam hal ini terkadang berakhir kepada kekufuran secara global”. [Lihat Al-Iqtidho’ (hal. 186)]. Ikut merayakan Valentine Days termasuk bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir. Rasululllah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut”. [HR. Abu Daud dalamSunannya (4031) dan Ahmad dalam Al-MusnadAl-Mushonnaf (19401 & 33016), Al-Baihaqiy dalamSyu’ab Al-Iman (1199), Ath-Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (216), Al-Qudho’iy dalam Musnad Asy-Syihab (390), dan Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (848). Hadits ini di (5114, 5115, & 5667), Ibnu Abi Syaibah dalam shohihkan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Musykilah Al-Faqr (24)].

Seorang Ulama Mesir,Syaikh Ali Mahfuzhrahimahullah berkata dalam mengunkapkan kesedihan dan pengingkarannya terhadap keadaan kaum muslimin di zamannya, “Diantara perkara yang menimpa kaum muslimin (baik orang awam, maupun orang khusus) adalah menyertai (menyamai) Ahlul Kitab dari kalangan orang-orang Yahudi, dan Nashrani dalam kebanyakan perayaan-perayaan mereka, seperti halnya menganggap baik kebanyakan dari kebiasaan-kebiasaan mereka. Sungguh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu membenci untuk menyanai Ahlul Kitab dalam segala urusan mereka…Perhatikan sikap Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti ini dibandingkan sesuatu yang terjadi pada manusia di hari ini berupa adanya perhatian mereka terhadap perayaan-perayaan, dan adat kebiasaan orang kafir. Kalian akan melihat ,ereka rela meninggalkan pekerjaan mereka berupa industri, niaga, dan sibuk dengan ilmu di musim-musim perayaan itu, dan menjadikannya hari bahagia, dan hari libur; mereka bermurah hati kepada keluarganya, memakai pakaian yang terindah, dan menyemir rambut anaka-anak mereka di hari itu dengan warna putih sebagaimana yang dilakukan oleh Ahlul Kitab dari kalangan Yahudi, dan Nashrani. Perbuatan ini dan yang semisalnya merupakan bukti kebenaran sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits shohih, “Kalian akan benar-benar mengikuti jalan hidup orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pun mengikuti mereka”. Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah mereka adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani”. Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka”. [HR. Al-Bukhoriy (3456) dari Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu-]”. [Lihat Al-Ibda’ fi Madhorril Ibtida’ (hal. 254-255)]

Namun disayangkan, Sebagian kaum muslimin berlomba-lomba dan berbangga dengan perayaan Valentine Days. Di hari itu, mereka saling berbagi hadiah mulai dari coklat, bunga hingga lebih dari itu kepada pasangannya masing-masing. Padahal perayaan seperti ini tak boleh dirayakan. Kita Cuma punya dua hari raya dalam Islam. Selain itu, terlarang !!.


Pengantar Menuju Maksiat dan Zina

Acara Valentine Days mengantarkan seseorang kepada bentuk maksiat dan yang paling besarnya adalah bentuk perzinaan. Bukankah momen seperti ini (ValentineDays) digunakan untuk meluapkan perasaan cinta kepada sang kekasih, baik dengan cara memberikan hadiah, menghabiskan waktu hanya berdua saja? Bahkan terkadang sampai kepada jenjang perzinaan.

Allah Subhanahu wa Ta’la berfirman dalam melarang zina dan pengantarnya (seperti, pacaran, berduaan, berpegangan, berpandangan, dan lainnya),

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)

Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَايَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِاِمْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ

“Jangan sekali-sekali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohihnya (4935), dan Muslim dalam Shohihnya (1241)] .

Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يِمَسَّ امْرَأَةً لَاتَحِلُّ لَهُ

“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian
ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada ia
menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. [HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (486). Dishahihkan oleh syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (226)]


Menciptakan Hari Rari Raya

Merayakan Velentine Days berarti menjadikan hari itu sebagai hari raya. Padahal seseorang dalam menetapkan suatu hari sebagai hari raya, ia membutuhkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.Karena menetapkan hari raya yang tidak ada dalilnya merupakan perkara baru yang tercela. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa saja yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya, maka itu tertolak” [HR. Al-Bukhariy dalam Shahih -nya (2697)dan Muslim dalamShahih -nya (1718)]

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. [HR. Muslim dalam Shahih -nya (1718)]

Allah Ta’ala telah menyempurnakan agama Islam. Segala perkara telah diatur, dan disyari’atkan oleh Allah. Jadi, tak sesuatu yang yang baik, kecuali telah dijelaskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Demikian pula, tak ada sesuatu yang buruk, kecuali telah diterangkan dalam Islam. Inilah kesempurnaan Islam yang dinyatakan dalam firman-Nya,

“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah :3 ).

Di dalam agama kita yang sempurna ini, hanya tercatat dua hari raya, yaitu: Idul Fitri dan Idul Adha. Karenanya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari dua hari raya yang pernah dilakukan oleh orang-orang Madinah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabat Anshor,
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا فِيْ
الجَاهِلِيَةِ وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا:
يَوْمَ النَّحَرِ وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Saya datang kepada kalian, sedang kalian memiliki dua hari, kalian bermain di dalamnya pada masa jahiliyyah. Allah sungguh telah menggantikannya dengan hari yang lebih baikdarinya, yaitu: hari Nahr (baca: iedul Adh-ha), dan hari fithr (baca: iedul fatri)”. [HR. Abu Dawud dalam Sunannya (1134), An-Nasa`iy dalam Sunannya (3/179), Ahmad dalam Al-Musnad(3/103. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (1134)] .

Syaikh Amer bin Abdul Mun’im Salimhafizhahullah- berkata saat mengomentari hadits ini, “Jadi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka -dalam bentuk pengharaman- dari perayaan-perayaan jahiliyyah yang dikenal di sisi mereka sebelum datangnya Islam, dan beliau menetapkan bagi mereka dua
hari raya yang sya’i, yaitu hari raya Idul Fithri, dan hari raya Idul Adh-ha. Beliau juga menjelaskan kepada mereka keutamaan dua hari raya ini dibandingkan peryaan-perayaan lain yang terdahulu “. [Lihat As-Sunan wa Al-Mubtada’at fi Al-Ibadat (hal. 136), cet. Maktabah Ibad Ar-Rahman, 1425 H]

Sungguh perkara yang sangat menyedihkan, justeru perayaan ini sudah menjadi hari yang dinanti-nanti oleh sebagian kaum muslimin terutama golongan muda. Parahnya lagi, perayaan Valentine Days ini adalah untuk memperingati kematian orang kafir (yaitu Santo Valentine). Perkara seperti ini tidak boleh, karena menjadi sebab seorang muslim mencintai orang kafir.
Share this Post Share to Facebook Share to Twitter Email This Pin This

ARTIKEL

MELETOP

 
© Copyright 2014 SuaraPensEL - All Rights Reserved - Proudly powered by Blogger
Proudly Published by Mas Template - Proudly Modified by SuaraPensEL